Powered By Blogger

Jumat, 28 Oktober 2011

Cara Membuat Blog Sederhana


1.      Nyalakan komputer anda sesuai prosedur dengan benar.
2.      Setelah komputer menyala pastikan komputer telah terhubung dengan internet. Apabila komputer anda menggunakan jaringan LAN untuk koneksi ke internet namun masih belum terkoneksi, lakukan langkah-langkah berikut:
a.      Klik start, pilih control panel
b.     Double klik pada network connection
c.      Klik kanan pada Local Area Connection dan pilih properties
d.     Klik TCP/IP lalu pilih properties. Disini anda harus mengisi nomor IP anda. Klik close.
e.      Beri tanda pada show icon, lalu tekan OK.
f.       Klik kanan lagi pada local area connection dan ubah disable menjadi enable.
g.     Anda harus mengecek terlebih dahulu apakah komputer anda sudah terkoneksi dengan internet atau belum. Caranya klik start lalu pilih run. Ketik ‘Ping’ diikuti dengan alamat URL. Apabila anda menerima kotak dialog yang menunjukkan alamat URL yang anda tulis diikuti ‘reply from’ berarti anda sudah terhubung dengan internet.
Apabila komputer anda menggunakan wireless, maka pastikan juga anda telah terkoneksi dan mendapat sinyal yang cukup agar bisa menjalankan internet.
3.      Setelah komputer anda sudah mendapat koneksi dengan internet maka anda harus menggunakan browser untuk menjalankan internet  (Browser bisa berupa apa saja, misalnya: Mozila firefox, Windows Internet Explorer, Opera, dll).
Klik Start, pilih program.
4.      Klik browser yang anda pilih. Atau klik dua kali pada shortcut web browser yang ada di desktop anda.
5.      Syarat utama anda membuat blog adalah anda harus memiliki Email. Anda bisa membuatnya diberbagai alamat, misalnya: yahoo.com atau gmail.com. Apabila anda sudah memiliki alamat email anda bisa langsung mengunjungi penyedia blog atau web, seperti: www.wordpress.com, www.blogsome.com, www.multiply.com, www.squidoo.com, atau www.blogger.com.
Disini saya akan menjelaskan cara membuat blog sederhana melalui www.blogger.com. Jadi masukkan alamat www.blogger.com di kotak address bar  lalu tekan enter.




Setelah proses selesai akan muncul tampilan seperti dibawah ini.

     



6. Klik Memulai. Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini.

Tampilan ini adalah bagian pertama dari langkah-langkah anda dalam membuat blog, yaitu anda diminta untuk membuat sebuah akun Google (karena Blogger adalah produk dari perusahaan yang sama –google.corp-). Berikut adalah langkah-langkah pengisian:
a.      Pada kotak Alamat Email anda diminta menulis alamat email anda. Alamat email itu nanti akan digunakan untuk log in (membuka) blog anda apabila sudah jadi. Lakukan hal yang sama pada kotak Ketik Ulang Alamat Email.
b.     Pada kotak Masukkan Sebuah Password anda diminta untuk memasukkan kata sandi untuk blog anda. Ketik lagi kata sandi tersebut di kotak Ketik Ulang Sandi.
c.      Pada kotak Nama Tampilan anda diminta untuk memberi nama yang akan digunakan untuk menandai posting di blog anda.
d.     Kemudian isi kotak Jenis Kelamin dengan menekan tanda panah kebawah, dan Tanggal Lahir dengan format HH/BB/TTTT, sesuai dengan identitas anda.
e.      Selanjutnya pada kotak Verifikasi Kata anda diminta untuk memasukkan kata yang anda lihat dibawahnya dengan benar.
f.       Kemudian beri tanda pada kotak Penerimaan dan persyaratan yang menandakan bahwa anda menerima persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh penyedia layanan tersebut. Lalu tekan LANJUTKAN.





Kemudian akan ada tampilan seperti ini.

 
Ini adalah bagian kedua dari langkah-langkah membuat blog, yaitu Namai Blog. Disini anda diminta untuk memberi judul blog yang akan anda buat. Juga alamat (URL) blog anda yang akan digunakan orang lain ketika ingin mengakses blog anda. Tulis judul di kotak Judul Blog dan alamat di kotak Alamat Blog (URL). Lalu klik LANJUTKAN.




Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
 
Ini adalah bagian ketiga dari langkah-langkah membuat blog. Disini anda diminta untuk memilih template (tampilan dan format) blog anda. Template bisa anda ubah dan anda beri pengaturan sesuai dengan keinginan anda. Klik model yang anda inginkan lalu tekan LANJUTKAN.




Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini. Menandakan bahwa blog anda sudah jadi.
 
Anda bisa meng-klik link ‘mengubahsuaikan tampilan blog anda’ untuk memberi pengaturan tampilan blog anda. Mulai dari template (format), background, Adjust widths (ukuran lebar) dan layout. Atau anda bisa klik MULAI BLOGGING untuk mulai mengoperasikan blog anda dengan template yang sudah anda pilih sebelumnya (langkah no.8). Disitu anda bisa mulai mengepos tulisan anda, memberi pengaturan dengan memberikan elemen-elemen pada tampilan blog anda, dll.

Apabila anda ingin membuka blog anda, lakukan seperti langkah awal, ketik www.blogger.com pada addres bar. Setelah muncul tampilan seperti dibawah ini anda tinggal memasukkan alamat email yang anda pada bagian Log In (Masuk) dan kata sandi anda di kotak Password. Lalu klik Masuk.

Rabu, 19 Oktober 2011

Cerpen


S e n j a


            Teng...teng...teengg.. . ..!! Bunyi bel pulang sekolah berbunyi. Terdengar suara teriakan riuh rendah murid-murid SMA Negeri 2 Bandung di dalam kelas. Sejurus kemudian terlihat para guru pengajar keluar dari dalam kelas masing-masing disusul dengan berhamburannya para murid yang menggendong tas hendak pulang. Terlihat seorang anak laki-laki keluar dari salah satu kelas disepanjang koridor utama. Rambutnya sedikit berantakan, dipundak kanannya tergantung sebuah tas pundak berbahan jeans dan ia memakai sepatu kets hitam dengan bagian dasar warna putih. Sebuah jam tangan sport menempel dipergelangan tangan kanannya. Penampilannya tidak terlalu nyentrik layaknya pelajar laki-laki jaman sekarang, meskipun dia termasuk anak orang kaya yang cukup  up to date.  Dibelakangnya terlihat pula tiga orang remaja seumurannya yang -entah apa yang dibicarakan- terlihat sangat serius dalam berbicara namun terkadang diselingi dengan tertawa keras.
Namanya Andi. Sedangkan tiga remaja  yang berjalan dibelakangnya itu adalah sahabat-sahabat barunya. Yang paling jangkung namanya Alex. Sedangkan yang  berkacamata dan berwajah oriental namanya Rico. Dan yang satunya lagi adalah Dimas.
            Seperti biasa mereka tidak akan langsung pulang meskipun hari Sabtu itu sedang tidak ada kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Tanpa direncanakan sebelumnya pun, langkah kaki mereka sudah langsung menuju ke tempat favorit mereka . Yaitu tempat duduk di bawah pohon mangga di depan sekolah yang letaknya sangat strategis. Dari situ dekat sekali dengan pintu gerbang. Dan mereka pun bisa dengan cepat menuju ke masjid yang terletak di bagian kiri sekolah. Sesampainya di tempat duduk itu Alex, Rico dan Dimas tetap saja mengoceh. Nampaknya mereka tengah membicarakan mata pelajaran terakhir hari itu yang cukup menyenangkan. Beda halnya dengan Andi yang hanya diam. Seperti biasa.
Baru sekitar dua Minggu ini Andi menjadi murid SMA Negeri 2 Bandung. Dia pindah dari kota asalnya Yogjakarta karena harus mengikuti mamanya yang dipindahtugaskan oleh perusahaannya ke Bandung. Saat ini, agaknya Andi sedang memikirkan sesuatu. Ya. Dia memang sedang memikirkan sesuatu. Dia bingung apa yang harus dilakukan saat ini. Apakah dia harus menceritakan semuanya pada sahabat-sahabatnya itu, atau dia harus mencari sendiri, ataukah dia akan membiarkan semuanya begitu saja dan membiarkan pula dirinya dalam keanehan yang begitu indah sehingga mampu membuatnya mencintai seseorang yang sebenarnya -mungkin- tidak ada.
*****

Sekitar dua bulan yang lalu, saat Andi masih di Yogjakarta, dia memiliki sebuah akun facebook yang jarang sekali dia gunakan. Hingga suatu hari saat ia membuka akun miliknya, sebuah akun lain meminta dirinya untuk menjadi teman. Setelah Andi mengonfirmasi permintaan itu, tiba-tiba saja Andi iseng membuka profil akun tersebut. Namanya adalah Senja Lannarose. Akun itu tidak memiliki teman sama sekali saat itu, kecuali Andi.
Yang terpikir olehnya saat itu hanyalah mungkin Senja Lannarose baru membuat akun facebook, sehingga Andi merasa biasa saja. Kemudian dia melihat profil lainnya. Disitu tertulis bahwa Senja lahir pada tanggal 29 Februari dan bersekolah di SMA Bandung. Tidak tertulis nama atau alamat lengkap sekolahnya ataupun alamat rumahnya. Unik, karena mungkin perempuan bernama Senja Lannarose itu hanya bisa merayakan ulang tahunnya empat tahun sekali, pikirnya. Saat Andi sedang asyik mengamati profil akun itu, tiba-tiba saja kotak chat akun facebook Andi muncul. Seseorang mengirimkan pesan padanya. Dan itu adalah....Senja!
            Andi merasa aneh saat itu. Padahal baru saja dia memikirkan tentang bagaimana kira-kira wajah gadis ini. Ternyata gadis ini malah mengirim sebuah sapaan padanya. Untuk beberapa saat Andi hanya diam. Di dalam kamarnya yang luas dia merebahkan tubuh di atas tempat tidur sambil menghadap laptopnya. Sedangkan Alliya, adik perempuan Andi yang masih duduk dikelas 1 SMP, asyik bermain komputer di meja belajar di seberang tempat tidur Andi.
“Kak, kalau nanti udah pindah ke Bandung, komputer ini ditaruh di kamar Alliya ajah ya. Alliya kan belum punya nih. Lha kakak, kan juga punya laptop. Boleh ya,” Alliya berbicara tanpa menoleh ke arah Andi. Andi tetap diam. Ia bahkan tidak mendengar apa yang dikatakan adiknya.
“kak,” Alliya memanggil kakaknya. Ia mulai curiga kenapa kakaknya tidak menjawab, namun tetap tanpa menoleh ke arah kakaknya itu. Andi tetap saja diam. Terpaku pada layar laptopnya yang menampilkan halaman profil akun Senja Lannarose serta kotak Chat muncul dibawahnya.
“kakak! Nglamun apa sih??!” ucap Alliya keras. Andi tersentak kaget.
“Eh..eng..gak kok. Nih lagi konsen ajah. Ngomong apa sih kamu tadi?” Andi agak salah tingkah. Ia sendiri bingung kenapa bisa sampai seperti itu ia memikirkan Senja Lannarose, teman barunya itu.
“Alliya bilang, kalau nanti udah pindah ke Bandung, komputer ini ditaruh di kamar Alliya ajah. Dasar bloon!” kata Alliya sambil menoleh ke arah kakaknya dan tertawa kecil.
“Iya terserah,” jawab Andi singkat.
            Kemudian, jemari Andi dengan lihai mengetik balasan pada kotak chat itu. Dan Senja Lannarose pun membalasnya. Akhirnya Andi pun tenggelam dalam obrolannya dengan Senja Lannarose.
Awalnya Andi mengira Senja Lannarose adalah anak yang agresif karena dialah yang mengirim pesan lebih dulu. Namun ternyata tidak. Dalam obrolan itu justru Andi yang lebih banyak bertanya. Itu pun hanya dijawab dengan singkat oleh Senja. Setiap Andi bertanya dimanakah Senja bersekolah, ia tidak menjawab. Sama seperti saat Andi menanyakan alamat rumahnya, atau apakah nama ‘Senja Lannarose’ adalah nama aslinya atau bukan. Senja akan diam saja dan tidak membalas obrolan itu. Sehingga Andi harus beralih ke pertanyaan lainnya karena takut kalau-kalau ia salah ucap.
Malamnya, Andi tidak bisa tidur. Itu karena saat ia memejamkan matanya, nama Senja Lannarose selalu terngiang dalam pikirannya. Seolah-olah nama itu sudah tercetak didalam otaknya. Andi sangat penasaran. “Mengapa dia selalu tidak menjawab saat aku menanyakan tentang alamat rumahnya, atau dimana dia bersekolah, atau berapa umurnya. Mengapa dia tidak memasang foto profilnya. Mengapa dia tidak mengisi semua biodatanya, tentang apa yang dia suka atau apapunlah. Tentang dirinya,” pikir Andi dalam hati. Kegusaran Andi itu tidak malah membuatnya lelah memikirkan Senja Lannarose, tetapi justru membuatnya makin penasaran. Hingga akhirnya, di malam yang sunyi itu yang hanya terdengar suara detakkan jarum jam, Andi pun tertidur dengan sejuta rasa penasaran tetang suatu hal yang ia temui hari ini.

*****

            Hari berganti. Andi masih teringat akan hari dimana ia menemukan seseorang bernama Senja Lannarose didalam facebook. Namun ia mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada yang aneh dengan orang itu. Semua itu bisa saja memang sengaja dibuat-buat oleh seseorang yang ingin terlihat misterius.
            Namun entah kenapa, hati Andi tidak bisa menerimanya. Ia ingin sekali bisa berkomunikasi lagi dengan gadis itu meski dalam dunia maya.
            Dan pada suatu sore di hari Sabtu, Andi sedang berada di beranda kamarnya yang menghadap langsung ke jalan didepan rumahnya. Beranda ini adalah salah satu tempat favorit Andi karena udaranya begitu sejuk. Beberapa pohon di halaman rumahnya yang tumbuh rindang dan tinggi memberikan sirkulasi udara yang cukup baik bagi kamar Andi yang berada di lantai dua.
Andi membuka laptop dan mulai membuka akun facebooknya. Rupanya ada yang mengirimkan pesan. Betapa terkejutnya ia karena yang mengirim pesan itu tak lain adalah Senja Lannarose. Kolom Subyek pesan itu diberi judul “Burung-burung pun Bernyanyi”. Keanehan yang dirasakan oleh Andi semakin bertambah karena rupanya isi pesan itu adalah puisi. Belum sempat ia menyelesaikan membaca puisi itu hingga akhir, sebuah kotak chat muncul lagi, dan itu berasal dari Senja Lannarose lagi!
Senja : Hai. Bagaimana puisi yang aku kirimkan padamu? Apakah bagus? Atau mengerikan?
            Otak Andi pun berputar. Apa yang harus ia lakukan. Bagaimana ia harus bersikap. Ia benar-benar bingung, namun juga penasaran sekali. Beberapa saat kemudian, Senja mengirim pesan untuk kedua kalinya.
Senja : Aku tahu kau sudah membaca puisiku. Ayolah, berikan pendapatmu.
Andi : Ya, maaf membuatmu menunggu. Puisimu bagus. Aku suka.
Senja : Terima kasih. Kalau kau benar menyukainya aku akan sering-sering menulis puisi dan mengirimkannya padamu.
Andi : Terima kasih banyak. Apa kau suka menulis puisi?
Senja : Ya, aku suka sekali. Tapi belum pernah sekalipun aku menunjukkan puisiku pada orang lain, kecuali kau.
Andi : Kau punya bakat yang bagus. Kenapa kau tidak mengembangkannya. Apa kau pernah mencoba untuk mengirimkan puisimu untuk dimuat di redaksi majalah?
            Selama beberapa menit kemudian Andi masih menunggu jawaban dari Senja. Namun hingga rasa kantuk menyerangnya, tak juga ada balasan dari Senja. Ia membaca lagi puisi yang dikirim oleh Senja. Hingga pada baris terakhir, ada perasaan aneh yang menyelimuti hati Andi. Hatinya berdesir. Ia mendapati ada yang janggal dengan perasaannya saat itu.

*****

            Hari terus berganti. Setiap Andi membuka akun facebooknya, Senja Lannarose selalu muncul dan menyapanya. Juga selalu ada kiriman puisi yang bagus darinya. Puisi kedua dan ketiga yang dikirim oleh Senja pada Andi berjudul “Pagi yang Indah” dan “Awan Indah di Birunya Langitku” berhasil menyihir Andi. Semakin hari Andi semakin menyukai hal itu. Ia selalu menantikan hari dimana ia bisa beristirahat dengan tenang di beranda kamarnya yang sejuk, sambil berbicara dengan Senja didalam akun facebook dan membaca puisi-puisi baru darinya.
Puisi keempat dan kelima Senja bejudul “Matahariku” dan “Sebentar Saja” benar-benar membuat hidup Andi berbeda. Ia bukan lagi anak yang sering berdiam diri sekarang. Ia menjadi lebih ceria. Sampai-sampai ia mencetak puisi-puisi itu dan menyimpannya didalam buku harian agar ia bisa selalu membacanya sebelum tidur.
Puisi keenam yang dikirim oleh Senja diberi judul sama dengan namanya, “Senja”, sungguh-sungguh indah. Setiap kata, setiap baris, setiap bait, sungguh luar biasa. Majas-majasnya yang tajam, diksi-diksinya yang indah, sungguh menusuk Andi. hingga akhirnya Andi sadar akan apa yang ia rasakan sebenarnya. Ia menyukainya.
            Suatu hari, ketika Andi  sedang berbicara dengan Senja, ia pun memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya. Ia mengatakan bahwa ia menyukai Senja. Dan  untuk beberapa saat Senja tidak menjawab pernyataan itu.
Andi : Maaf apabila aku lancang telah berkata seperti itu. Aku tahu kita belum pernah bertemu sebelumnya. Namun entah kenapa memang itu yang aku rasakan. Aku menyukaimu. Begitu pula puisi-puisi yang kau tulis.
Senja : Kau bahkan belum pernah melihat wajahku
Andi : Memang. Tapi aku merasa sudah melihatmu. Puisi-puisimu yang indah itu yang memberitahuku bagaimana sosok wajahmu sebenarnya.
Aku tidak memaksamu untuk mengatakan apapun. Aku hanya mengutarakan perasaanku. Itu saja.
Senja : Kau menyukaiku,
            atau puisiku
            Andi diam. Hanya kata maaf yang bisa ia tulis untuk Senja pada percakapan terakhir sore hari itu. Memang aneh mencintai orang yang bahkan belum pernah kita temui sebelumnya. Didalam lubuk hati Andi yang paling dalam, sebenarnya ia ingin sekali melihat wajah Senja.

*****

            Esoknya dirumah Andi sedikit lebih sibuk dari biasanya. Beberapa orang suruhan mama Andi terlihat mondar-mandir dari kamar Andi, Mama, dan Alliya sambil mengangkat beberapa barang. Hari itu Andi akan benar-benar pindah ke Bandung. Rumahnya yang sekarang akan ditinggali oleh pembantunya saja untuk sekedar bersih-bersih. Andi dan mamanya, serta Alliya, hanya membawa barang-barang pribadi mereka saja. Karena di Bandung, mama Andi telah membeli rumah lengkap dengan perabotnya, dan mama Andi pun sudah mengurus semua keperluan kepindahan ini.
“Kita berangkat ke bandara jam tiga sore. Pesawatnya dijadwalkan berangkat jam 5. Jadi, kamu jangan kemana-mana ya Andi. Biar nggak ngerepotin mama. Kamu tu sukanya ngilang sih. Sekarang mama mau beli makan siang dulu,”Kata mama waktu Andi sedang bermain laptopnya di ruang tamu.
“Bukan ngilang ma. Wong Andi cuma duduk-duduk di beranda ajah kok,”Jawab Andi.
“Iya deh, terserah,”Kata mama.
            “Jam 3 sore ya, berarti tinggal 3 jam lagi aku bisa menikmati beranda kamar” ucap Andi dalam hati sambil menarik nafas panjang. Kemudian segera berdiri untuk menuju ke beranda kesayangannya itu.
Sesaat setelah ia duduk, ia memandang sekeliling. Pandangannya menyapu semua halaman rumah yang terpampang didepannya. Juga langit biru cerah diatasnya. Ia akan meninggalkan ini semua. Ia tak akan pernah merasakan lagi sejuknya angin yang bertiup dan menyapu wajahnya lembut, yang membuat dedaunan pohon mangga dihalamannya bergoyang-goyang. Mungkin dirumah barunya ia tidak akan pernah mendapatkan sensasi seperti itu. Bahkan mungkin ada kemungkinan dirumah barunya itu ia tidak punya beranda! Andi menarik nafas panjang lagi. Memang, selama ini ia tidak pernah mendiskusikan dengan mamanya rumah seperti apa yang ia inginkan. “Biarlah, apapun akan kuterima” pikirnya dalam hati.
Disana ia membuka akun facebooknya lagi. Ada pesan, dan Ia berharap itu dari Senja. Isi pesan itu singkat, namun cukup membuat hati Andi berdebar-debar tak karuan. “Aku memasang fotoku.” Andi langsung tahu bahwa itu memang pesan dari Senja. Kemudian ia langsung cepat-cepat membuka profil Senja Lannarose. Keringat dingin mengucur dari dahinya. Luar biasa.  Sesaat kemudian tampil sebuah foto dilayar laptop Andi. Foto seorang gadis cantik dengan wajah polos, senyum yang manis, dan rambut panjang yang tertiup angin, serta memakai baju seragam putih yang terdapat bedge sekolah dipundaknya. Tidak terdapat nama sekolah di bedge itu. Dan Andi pun tidak mengenalinya. Andi yakin bahwa Senja bukanlah anak yang tinggal didaerah sekitar tempat tinggalnya. Cukup lama Andi memandangi wajah didalam foto itu. Hatinya berdesir. Tidak ada yang berubah dari persaannya. Justru makin kuat. Kini ia memang benar-benar mencintai Senja.
“Andi turun, makan siang dulu,” suara mama mengagetkan Andi. Ia bahkan tak sadar kalau mamanya telah masuk ke kamarnya.
“Iya,” kata Andi. Kemudian ia cepat-cepat mendownload foto itu dan menyimpannya. Ketika ia hendak menutup akunnya, rupanya ada pesan lagi yang baru saja masuk. Pesan itu dari Senja. Rupanya ia mengirimi Andi puisi lagi. Ketika Andi membaca judulnya, ia sedikit bingung mengapa judulnya begitu aneh. Namun ketika ia akan mengirimi Senja pesan melalui kotak chat, ia mendapati akunnya telah ditutup. Judul puisi Senja kali itu adalah “Senja Tenggelam”.
Andi turun menuju ruang makan dengan sedikit perasaan khawatir pada Senja.

*****

            Sudah empat hari ini Andi di Bandung. Mama merasa Andi sudah cukup beristirahat dan ia akan segera mengantarkan Andi ke sekolah barunya pagi ini, ke SMA Negeri 2 Bandung. Sementara Andi, ia masih dengan perasaan khawatirnya pada Senja yang tidak mengirimkan kabar apapun semenjak hari terakhir ia di Yogja.
            Sesampainya di SMA Negeri 2 Bandung, Andi merasa ada yang aneh. Suasana begitu lengang, padahal jam masih menunjukkan pukul 10 pagi. Andi berjalan mengikuti mamanya yang berjalan didepannya. Sekolah itu memiliki banyak koridor. Dan tampaknya, mereka sedang berjalan dikoridor utama sekolah itu. Mama Andi kemudian masuk ke suatu ruang yang sepertinya digunakan untuk menyambut tamu. Kemudian mereka bertemu dengan seorang guru yang nampaknya menjabat di bagian kesiswaan.
            Bapak itu kemudian mengatakan bahwa siswa dipulangkan pagi karena para guru sedang mengadakan rapat. Jadi Andi baru bisa mulai masuk sekolah esok hari. Kemudian Andi dan mamanya pun undur diri.
Ketika baru melangkahkan kaki keluar ruangan, sekelompok murid perempuan melewati dirinya dan mamanya. Andi tersentak kaget, seragam putih yang dipakai beberapa siswi itu tidak asing baginya. Serentak ia teringat Senja. ia langsung membuka ponselnya dan membuka foto Senja yang telah ia pindahkan dari laptop ke ponselnya. Benar! Itu adalah seragam yang sama persis dipakai oleh Senja. bedge yang terdapat diseragam siswi-siswi tadi pun sama persis dengan yang ada diseragam Senja. Tidak salah lagi! Andi benar-benar akan satu sekolah dengan Senja!
Hati Andi tak karuan. Ia senang, karena Tuhan akan mempertemukannya dengan gadis yang ia cintai itu. Namun ia juga khawatir, bagaimana ketika ia nanti bertemu dengan Senja nanti. Apakah Senja akan menyukainya, atau tidak. “ah, itu tidak penting. Yang penting aku bisa bertemu dengannya. Ya! Aku akan bertemu dengannya besok!” Kata Andi dalam hati.
Keesokan harinya, saat bel pulang berbunyi, Andi segera berjalan keluar kelasnya dan berniat untuk mencari Senja. Hingga sore hari, pencarian itu tak ada hasil. Bahkan sekolah sudah hampir sepi. Hari berikutnya pun tak ada hasil. Andi mulai putus asa. Ia telah mencari mulai dari kelas satu sampai kelas tiga. Namun tetap tidak ada.
Saat ini sudah enam hari sejak pertama kali ia masuk sekolah dan mencari Senja. Ia berjalan keluar kelasnya, dan ketika ia sampai di ujung koridor utama, ia mendapati tempat itu agak sepi. Hanya terlihat beberapa siswa sedang duduk-duduk di gazebo depan kelas. Ketika Andi akan membalikkan badannya dan berniat untuk mencari di tempat lain, sesosok bayangan gadis nampak berdiri didepan sebuah kelas nomor dua dari ujung. Gadis itu menatap Andi sesaat kemudian masuk kedalam kelas. Untuk sesaat itu pula jantung Andi seakan berhenti. Ia tahu apa yang ia lihat. Gadis itu! Senja! Andi berlari menuju kelas itu. Dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati isi kelas itu, kosong!
Andi masuk kedalam kelas itu, ia sedih. Ia bingung apa yang ia rasakan. Apakah tadi hanya halusinasinya atau apa. Sebegitu besarnyakah ia cinta pada Senja dan ingin bertemu dengannya! Andi merasa lelah karena sesaat tadi ia berlari dengan jantung yang berdegub kencang. Ia kemudian duduk dibangku dalam kelas itu. Tanpa terasa ia meneteskan air mata. Andi menangis dan menutup matanya. Dan saat itu pula angin berhembus hingga masuk didalam kelas. Menyapu wajah Andi. Dengan mata sedikit terbuka, Andi merasakan angin itu. Angin itu! Tiba-tiba seolah terbentuk sesosok wajah didepan Andi. Sebentuk bayangan gadis yang cantik sempurna. Itu Senja! Andi mengusap-usap matanya. Tidak ada. Ternyata semua itu hanya halusinasi, pikirnya.

*****

Dan sekarang, hampir dua Minggu ia bersekolah di SMA Negeri 2 Bandung. Namun harapannya untuk menemukan Senja belum juga terpenuhi. Hampir tiap hari ia keliling sekolah pada saat jam istirahat tak juga menemukan gadis bernama Senja itu. Sebenarnya, Andi tidak pernah memberitahukan hal ini pada siapapun. Termasuk menanyakan tentang Senja pada ketiga sahabatnya. Jadi, selama dua minggu ini, ia mencari Senja seorang diri.
Hingga pada hari itu, ketika Andi dan tiga sahabat barunya sedang duduk-duduk hendak pulang, ia mengutarakan apa yang sedang ada dalam pikirannya.
“Guys, aku pengen nanya sesuatu nih,” Andi mulai bercerita.
“Ada apa sih Ndi. Aneh banget. Cerita aja, nggak apa-apa. Kita kan sahabat kamu,” kata Alex.
“kalian tahu nggak, anak disini yang namanya....Senja,” jawab Andi. Kemudian ketiga sahabatnya itu berhenti dan saling berpandangan. Agaknya mereka sedikit kaget.
“E...emangnya kenapa Ndi? Kamu kenal?” jawab Dimas sedikit terbata-bata.
“Kalian kenal? Benar kalian kenal? Kelas berapa dia? Kalian bisa nggak nemuin aku sekarang sama dia??! Please, aku mohon. Aku udah nyari dia berhari-hari semenjak hari pertama aku masuk sini!” Andi tiba-tiba lompat dari tempat duduknya dan berdiri menghadap teman-temannya dan menggoncang-goncang tubuh mereka.
“Bukannya kita nggak mau nemuin kamu, Ndi. Tapi...” belum sempat Rico selesai berbicara, Andi langsung memotongnya.
“Tapi apa? Apa?! Ayo dong sekarang kita temuin Senja. Please. Sekarang yaa. Udah beberapa minggu  ini aku berhubungan sama dia lewat facebook. Aku jatuh cinta sama dia, guys,” ucap Andi yang benar-benar tidak sabaran.
“Kamu berhubungan sama dia lewat facebook?? Yakin?” tanya Rico.
“iya! Dan sekarang aku jatuh cinta sama dia! Aku nggak bisa berhenti mikirin dia! Please guys, bantu aku” jawab Andi.
“Maaf Ndi, kita nggak bisa bantu kamu.” Kata Rico.
“kenapa? Ada yang salah kalau aku ketemu sama dia? Apa dia pacar kamu , Co? Hah?? Kenapa? Aku cuma pengen ketemu sama dia guys. Aku nggak bisa berhenti mikirin dia!! Aku..” Andi berbicara begitu keras dan semakin tidak terkontrol.
“Karena dia itu udah mati Ndi! Senja tu udah nggak ada!! Dia udah mati beberapa bulan yang lalu!”Rico memotong ucapan Andi karena dia emosi dengan Andi yang bersikap tidak sabaran.
Seketika jantung Andi seakan berhenti. Sesaat dia seolah tak mampu merasakan apapun.  Ketiga temannya itu pun berdiri dan menenangkannya.
“Tapi, tapi aku liat dia guys. Dia ada. Dia di kelas nomor dua dari ujung lorong utama.”kata Andi lemas.
“Maafin aku Ndi. Kelas itu memang kelas Senja dulu. Tapi sekarang dia udah nggak ada. Kamu harus terima, dan mulai melupakan dia.”
“Maafin aku guys,” jawab Andi sambil menarik nafas panjang.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mengantar Andi pulang hari itu. Selama perjalanan pulang, pikiran Andi tak karuan. Bagaimana mungkin selama beberapa minggu ini ia bisa berkomunikasi dengan orang yang sudah mati beberapa bulan yang lalu. Ia benar-benar patah hati. Namun sakit patah hati ini berbeda. Ia bahkan belum bertemu gadis dengan kecantikan sempurna yang ia cintai itu. Baik cantik rupa, hati, maupun karyanya. Gadis yang selalu menuliskan puisi untuknya dan selalu ia nantikan. Andi teringat akan puisi yang terakhir kali ditulis Senja Lannarose untuknya, “Senja Tenggelam”.


 Cerpen ini adalah cerpen yang aku buat saat ada tugas mengarang dari guru bahasa Indonesia ^^